Bacaan Sunnah dalam Sholat

www.pexels.com

Shalat adalah ibadah umat islam yang tidak hanya memiliki syarat dan rukun, tetapi juga memiliki kesunahan. Sunnah dalam sholat ada dua, yang pertama adalah sunah ab’ad dan sunah hai’ah. Beberapa ulama, yang salah satunya adalah Zainuddin Al-Malibari bahkan menjelaskan adanya sunah lain selain ab’ad dan hai’ah. Dalam kitab I’anatut Thalibin, Abu Bakar Muhammad bin Syatha’Dimyathi menjelaskan bahwa ab’ad adalah sunah yang dianjurkan untuk mengganti dengan sujud (sahwi), apabila melewatkannya. Menurut Syekh Muhammad bin Syatha’, sunah itu dinamai ab’ad karena sunah menjadi bagian (ba’dhu) dari rukun shalat.

Dikutip oleh Syekh Muhammad bin Syatha’ dalam sebuah nadham, Ibu Rusian menjelaskan rincian sunah abad: Adapun ab’ad adalah dimulai dengan tasyahud kemudian duduk tasyahud awal dan membaca shalawat Nabi SAW, kemudian qunut pada saat berdiri i’tidal di rakaat kedua shalat subuh dan witir di pertengahan bulan Ramadhan.” Menurut Syekh Salim bin Sumair Al-Hadhrami dalam kitab Safinatun Naja sunah ab’ad terdiri dari tujuh, yaitu tasyahud, duduk untuk tasyahud awal, membaca shalawat nabi pada tasyahud awal, membaca shalawat kepada keluarga nabi pada tasyahud akhir, membaca doa qunut, membaca shalawat salam kepada nabi pada qunut, serta membaca shalawat kepada nabi qunut.

www.pexels.com

Sunnah dalam Shalat

Sunnah dalam sholat terdiri menjadi dua, yaitu sunnah ucapan dan sunnah perbuatan. Untuk yang pertama yatu sunnah ucapan, adapun sunnah tersebut terdiri dari:

  1. Membaca do’a Istifah

Do’a yang paling baik digunakan adalah do’a yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu anhu. Beliau berkata “jika Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa salam bertakbir dalam shlat, beliau diam sejenak sebelum membaca (Al-Fatatihah). Aku berkata, “Wahai Rasulullah, ayah ibuku menjadi penebusmu. Saya melihat Anda terdiam, antara takbir dan membaca (Al-Faatihah). Apakah yang Anda baca? Beliau berkata. “Aku membaca: Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan dosaku sebagaimana Kau jauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, sucikanlah aku dari dosa-dosaku sebagaimana kain puth tersuci dari noda. Ya Allah, basuhlah aku dari dosa-dosaku dengan salju, air, dan es (embun).”

  1. Membaca Isti’adzah

Allah Ta’ala berfirman: “Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.” (An-Nahl: 98).

Dari Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Jika hendak shalat, beliau membaca do’a istifah lalu membaca: Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat dari syaitan yang terkutuk, dari bisikan, tiupan dan godaannya”.

  1. Mengucapkan Amin

Dari Wa-il bin Hujr Radhiyallahu anhu, dia berkata “Jika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca: beliau mengucap aamiin sambil mengeraskan suaranya.” Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika imam mengucap amin, maka ucapkanlah amin. Sesungguhnya orang yang ucapan aminnya bertetapan dengan ucapan amin para Malaikat akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”

  1. Membaca (Surat) Setelah Al-Faatihah.

Sunnah dalam sholat yang keempat adalah membaca surat Al-Faatihah. Dari Abu Qatadah Radhiyallahu anhu, dia berkata: “Pada dua raka’at dua surat. Beliau memanjangkan shalat Zhuhur. Nabi Shallallahu ‘alaihim membaca Al-Faatihah dan dan surat. Beliau memanjangkan raka’at pertama dan memendekkan rak’at kedua. Terkadang beliau memperdangarkan (bacaan) ayatnya. Pada dua raka’at pertama shalat ‘Ashar beliau juga membaca Al-Faatihah dan dua surat. Beliau memanjangkan raka’at pertama shalat Shubuh dan memendekkan raka’at kedua.

www.pexels.com
  1. Apabila dilakukan temporer atau kadang-kadang, disunnahkan juga untuk membaca (surat) pada dua raka’at terakhir. Berdasarkan hadits Abu Sa’id: “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca (surat) pada dua raka’at shalat Zhuhur. Pada dua raka’at pertama sekitar tiga puluh ayat. Dan pada dua raka’at terakhir sekitar lima belas ayat. Atau dia berkata, ‘separuhnya’. Dan pada shalat ‘Ashar pada dua raka’at pertama setiap raka’atnya membaca sekitar lima belas ayat. Sedang pada dua raka’at terakhir sekitar setengahnya.”

Pada shalat maghrib dan ‘isya, disunnahkan untuk mengeraskan bacaan pada dua raka’at pertama, juga dalam shalat shubuh. Untuk shalat dzuhur dan ‘ashar, disunnahkan untuk memelankan bacaan, juga pada raka’at ketiga dan shalat maghrib dan dua raka’at terakhir pada shalat ‘isya.

  1. Membaca Tasbih Saat Ruku’ dan Sujud

Dari Hudzaifah Radhiyallahu anhu, dia berkata: “Aku shalat bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam ruku’nya beliau membaca: “Mahasuci Rabb-ku Yang Mahaagun.” Dalam sujudnya beliau membaca: “Mahasuci Rabb-ku Yang Mahatinggi.” Pada sholat subuh, disunnahkan untuk membaca doa qunut.

  1. Menambah Do’a Bangkit dari Ruku

Jika mau dibolehkan untuk menyemprunakan bacaan dengan ucapan: “Yang Maha berhak atas sanjungan dan kemuliaan. Serta Yang paling berhak atas ucapan seorang hamba. Dan kami semua adalah hamba-Mu. Tidak ada yang menghalangi apa yang Engkau berikan. Dan tidak ada yang mampu memberi apa yang Engkau tahan. Sehingga tidak bermanfaatlah bagi pemilik kekayaan. Karena dari-Mu-lah kekayaan itu.”

“Ya Rabb kami, bagi-Mu-lah segenap pujian yang baik dan penuh berkah. Sebagaimana yang disukai Rabb kami dan di-ridhai-Nya.”

  1. Membaca Do’a di Antara Dua Sujud

Dari Hudzaifah, dia berkata: “pada saat berada di antara dua sujud Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan: Ya Rabb-ku, ampunilah aku. Ya Rabb-ku, ampunilah aku. Dan dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhuma, dia berkata: “Pada saat berada di antara dua sujud Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucap: Ya Allah, ampunila aku, sayangilah aku, cukupilah kekuranganku, tunjukilah aku dan karuniakanlah rizi kepadaku”.

  1. Mengucapkan Shalawat atas Nabi Shallallahu a’alaihi wa sallam Setelah Tasyahhud Awal.

Dari ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma, dia berkata: Dahulu kami menyiapkan siwak dan air wudhu untuk Rasulullah Shallalhu ‘alaihi wa sallam. Kemudian Allah membangunkan beliau pada malam hari menurut kehendak-Nya. Beliau kemudian bersiwak dan wudhu’ lalu shalat sembilan raka’at tanpa duduk kecuali pada raka’at ke delapan. Kemudian beliau berdo’a kepada Rabb-nya dan bershalawat atas Nabi-nya. Setelah itu bangkit tanpa salam lalu (melanjutkan) shalat (raka’at) kesembilan latas duduk. Kemudian Rabb-nya, dan bershalawat atas Nabi-Nya berdo’a, lalu salam.

  1. Membaca Do’a Baik Setelah Tasyahud Awal Maupun Kedua

Sunnah dalam sholat yang kesembilan adalah membaca do’a baik setelah tasyahud awal maupun kedua. Dari Ibu Mas’ud Radhiyallahu anhu, dia mengatakan bahwa sesungguhnya Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika kalian duduk pada setiap dua raka’at, maka ucapkanlah: segala penghormatan hanya bagi Allah. Begitupula seluruh pengagungan dan kebaikan. Semoga kesejahteraan terlimpahkan atas engkau, wahai Nabi. Begitulah kasih sayang Allah dan berkah-Nya. Mudah-mudahan kesejahteraan tercurahkan atas kita semua dan para hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi tidak ada ilah yang layak dibadahi selain Allah. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-nya. Setelah itu, hendaklah salah seorang di antara kalian memilih do’a yang paling ia sukai lalu hendaklah ia berdo’a kepada Rabb-nya Azza wa Jalla.”

Untuk tasyahud yang kedua, dalil dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika salah seorang di antara kalian selesai dari tasyahud akhir, maka hendaklah ia berlindung dari empat perkara: dari siksa Jahannam, siksa kubur, fitnah kehidupan dan fitnah kematian, serta kejahatan al-Masih ad-Dajjal.”

  1. Mengucapkan Salam yang Kedua

Sebagaimana disebutkan dalam riwayat Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhuma: “Nabi Shallallahu a’alaihi wa sallam mengucap salam ke kanan dan ke kiri: semoga kesejahteraan terlimpahkan atas kamu sekalian, begitu pula rahmat Allah dan berkah-Nya dan semoga kesejahteraan dan rahmat Allah tercurahkan kepada kamu sekalian.”

www.pexels.com

Sunnah Perbuatan

Jika di atas sudah disebutkan sunnah dalam sholat, berikutnya kita akan membahas mengenai sunnah perbuatan dalam sholat. Adapun beberapa sunnah tersebut meliputi:

  1. Mengangkat Kedua Tangan Ketika Takbiratul Ihram

Dari Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhuma, dia berkata: “Ketika memulai shalat, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam mengangkat kedua tanganya setinggi bahu, begitupula saat takbir hendak ruku. Belia Mengangkat keduanya saat mengangkat kepala dari ruku”.

  1. Meletakkan Tangan di Atas Kiri di Atas Dada

Dari Sahl bin Sa’d, dia berkata: “Dulu orang-orang diperintahkan agar masing-masing mereka meletakkan tangan kanannya di atas tangan kirinya dalam shalat.” Kemudian Abu Hazim juga berkata: “Aku tidak mengetahui melainkan hal itu dinisbatkan kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

  1. Melihat ke Tempat Sujud

Dari ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma, dia berkata: “Ketika Rasullullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki Ka’bah, tidaklah pandangannya bergeser dari tempat sujudnya. Hingga beliau keluar darinya”

  1. Melakukan Perbuatan Sebagaimana yang Disebutkan dalam Hadits Ketika Ruku

Dari’Aisyah Radhiyallahu anhuma, dia berkata: “Jika Rasullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ruku, beliau tidak mendongakkan kepalanya dan tidak merundukkannya. Akan tetapi di antara keduanya.”

  1. Mendahulukan Kedua Tangan Daripada Kedua Lutut Ketika Turun Sujud

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dia berkata bahwa Rasullulah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika salah seorang dari kalian sujud, maka janganlah men-derum sebagaimana menderumnya unta. Hendaklah ia meletakkan kedua tangannya sebelum kedua lututnya.”

www.pexels.com
  1. Melakukan Perbuatan Sebagaimana yang Disebut dalam Hadits Ketika Sujud

Ketika menggambarkan shalat Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, Abu Humaid berkata: “Jika sujud, beliau meletakkan kedua tangannya tanpa menggelarnya (di atas lantai) dan tidak pula menggenggamnya. Beliau hadapkan ujung jari-jemari kedua kakinya ke arah kiblat.”

  1. Melakukan Perbuatan Sebagaimana yang Disebutkan Hadits Ketika Duduk di Antara Dua Sujud

Dari ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma, dia berkata: “Beliau menggelar (membentangkan) kaki kirinya dan menegakkan kaki kanannya.”

  1. Tidak Bangkit dari Sujud Melainkan Setelah Duduk Tegak

Dari Abu Qilabah, dia berkata bahwa kami diberitahu Malik bin Al-Huwairits Al-Laitsi: “Dia melihat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang shalat. Jika beliau berada pada raka’at ganjil dari shalatnya, beliau tidak bangkit melainkan setelah duduk tegak.”

  1. Bertumpu pada Lantai Ketika Berdiri dari Sebuah Raka’at

Dari Ayyub, dari Abu Qilabah, dia berkata “Malik bin Al-Huwairits mendatangi kami. Lalu dia mengimami kami shalat dalam masjid kami ini. Lalu dia mengimami kami shalat kalian dan tidak ingin shalat. Akan tetapi aku ingin menunjukkan pada kalian bagimana aku melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat. Ayub kemudian berkata: “Aku berkata pada Abu Qilabah: Bagimanakah shalat beliau?”. Dia berkata, “Seperti shalat syaikh kita ini, yaitu ‘Amr bin Salamah.”. Ayub kemudian berkata lagi: Amr bin Salamah menyempurnakan takbir. JIka mengangkat kepalanya dari sujud kedua, dia duduk dan bertumpu pada lantai kemudian berdiri.

  1. Melakukan Duduk pada Dua Tasyahud Sebagaimana yang Disebutkan dalam Hadits